Dosen IAIN Ternate dan ISDIK Kie Raha Lestarikan Budaya Lokal Maluku Utara Melalui E-Booklet Kebudayaan dan Buku Bertema Kearifan Lokal
Keterangan Foto: Suasana pelaskanaan kegiatan lauching buku dan e-Booklet di auditorium IAIN Ternate, Jum’at (19/12/2025).
TERNATE – Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Dr Sukardi Abbas, M.Pd.Si dan dosen Institut Sains dan Kependidikan (ISDIK) Kie Raha Maluku Utara, Dr Nurbaya, M.Hum menggelar kegiatan lauching buku dan E-Booklet di auditorium IAIN Ternate, Jum’at (19/12/2025).
Launching buku berjudul Ritual Wonge: Cerita, Makna dan Jejak Budaya Masyarakat Ternate, “Tradisi Lisan dalam Wacana Etno Ekologi” serta e-Booklet bertajuk Inovasi Digital untuk Pelestarian, Edukasi dan Promosi Kebudayaan Daerah Maluku Utara, dihadiri oleh mahasiswa serta masyarakat umum.
Kegiatan yang berlangsung pada pukul 09.00 WIT tersebut, difasilitasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara, juga melibatkan budayawan dan sejarawan dari IAIN Ternate Usman Nomay, M.Pd serta Ahli Semiopragmatik, Dr Yufaini, M.Hum.
Dr Sukardi Abbas ditemui seusai kegiatan mengatakan, pelaksanaan kegiatan lauching buku dan e-Booklet kebudayaan dilakukan setelah mendapat arahan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara setelah keduanya dinyatakan lolos seleksi dalam program pelestarian budaya lokal.
“Jadi sebenarnya kegiatan ini digelar, setelah kami lolos seleksi di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara terkait fasilitasi kebudayaan untuk perseorangan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, terkait e-Booklet yang dikembangkan dengan tujuan untuk mempromosikan, edukasi, kemudian mempublikasikan budaya-budaya yang ada di Maluku Utara.
Walaupun begitu, lanjut dia, program yang dilaksanakan pada tahap pertama ini yakni terkonsentrasi pada budaya yang ada di kota Tidore Kepulauan dan kota Ternate.
“Jadi kami melakukan riset (penelitian) terkait pemetaan budaya di Tidore dan Ternate; baik material maupun nonmaterial, setelah itu kami buat dalam bentuk e-Booklet yang kemudian dipublish di website,” terangnya.
“Kalau website yang kami buat bernama Malut Lestari,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, untuk website yang dibuat masih dalam tahap awal, jadi fitur-fiturnya masih terbatas pada dua kota tersebut, tapi pada hakikatnya dengan tujuan mempublikasikan budaya-budaya di Maluku Utara.
“Di website tercover seni tari dan musik, kemudian tradisi lisan dan nyanyian, serta ritual-ritual yang berhubungan dengan manusia dan alam, maupun ritual keagamaan,” ungkapnya.
“Jadi kurang lebih 30 tradisi dan ritual yang kami identifikasi; baik di Tidore maupun di Ternate yang akan dipublish melalui website,” sambungnya.
Dosen fakultas Tarbiyah IAIN Ternate itu menambahkan, melalui e-Booklet yang ditempatkan pada website, nantinya memberi kemudahan bagi generasi muda untuk mengakses dan mempelajari, kemudian merevitalisasi budaya atau menghidupkan kembali budaya lokal.
“Tujuan publikasi tersebut karena sesuai dengan perkembangan dunia digital serta karakteristik anak muda di zaman sekarang,” ucapnya.
Sementara terkait pelibatan mahasiswa dalam kegiatan, kata dia, karena mahasiswa merupakan para calon akademisi muda yang memiliki peran menggali potensi beragam budaya yang ada di Maluku Utara lalu mempublish, sehingga masyarakat lokal, nasional maupun mancanegara bisa mendapatkan data secara jelas terkait dengan budaya yang ada di Maluku Utara.
“Selain mahasiswa, kami juga libatkan sejarawan dan budayawan, serta pakar Semiopragmatik dan keterwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara untuk memboboti e-Booklet dan buku.
Sementara dosen ISDIK Kie Raha Maluku Utara, Dr Nurbaya, M.Hum menyampaikan bahwa sebagai akademisi asal kota Ternate, dirinya harus menaruh perhatian untuk melestarikan budaya Ternate.
Untuk itu, melalui buku yang ditulisnya tersebut, dinilai menghadirkan manfaat beragam soal melestarikan budaya Ternate.
“Salah satu cara untuk melestarikan budaya adalah dengan menulis buku tentang kebudayaan,” katanya.
“Artinya bahwa kalau bukan dari kita siapa lagi, jadi kita tak bisa berharap orang dari luar Maluku Utara yang melestarikan budaya kita, maka harusnya kita lah yang memusatkan perhatian ke arah itu (melestarikan budaya),” ujarnya.
Dia berharap mahasiswa dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan launching buku dan e-Booklet kebudayaan, agar memiliki pandangan yang sama soal melestarikan budaya lokal.
Dia mengungkapkan, untuk tahap awal buku dicetak masih terbatas, lantaran setelah kegiatan bakal dilakukan revisi dan dicetak kembali untuk didistribusikan ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara dan Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kota Ternate, serta Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara.
“Buku yang saya tulis terdiri dari 6 bab, yakni bab pertama mengulas tentang Ternate: Tanah, Manusia dan Budayanya, bab kedua dengan pembahasannya soal Lingkungan Masyarakat Ternate, kemudian bab ketiga tentang Ritual Wonge: Dari asal usul hingga prosesi,” jelasnya.
“Kalau di bab empat pembahasannya tentang Mengapa ritual wonge penting? Serta fungsi dan perannya, lalu di bab kelima adalah tentang sistem nilai budaya ritual wonge, sedangkan bab keenam merupakan penutup yang terdiri dari tiga pembahasan: Apa yang bis akita pelajari dari ritual wonge, serta masa depan tradisi dan tantangan zaman dan ajakan untuk menjaga warisan budaya,” tandasnya.