Mengenal Lebih Dekat Nurul Qamariah, Mahasiswi Prodi PBA IAIN Ternate Peraih Juara I Lomba Pembuatan Konten Video Literasi Dispersip Kota Ternate
Keterangan Foto: Nurul Qamariah saat menerima trofi dan bonus juara 1 lomba pembuatan konten video literasi yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Ternate.
Nama Nurul Qamariah, mungkin belum begitu familiar di telinga sivitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, pasalnya ia bukan sebagai ketua organisasi intra kampus, atau paraih beasiswa kartu Indonesia pintar (KIP) Kuliah. Tapi, pada November lalu, namanya mendadak viral dan langsung menjadi konsumsi publik, setelah ia menggondol trofi juara lomba pembuatan konten video literasi yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Ternate, Lantas selain prestasi tersebut apa saja prestasi yang pernah diraih Nurul Qamariah?
Getaran perasaan bahagia terpancar di wajah Nurul Qamariah, 22, saat menceritakan tentang momen ia meraih prestasi pada lomba pembuatan konten video literasi yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsiapn (Dispersip) kota Ternate pada Selasa (11/11/2025) lalu.
Ia menceritakan bahwa pada lomba tersebut, ia bersaing dengan lima puluh peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Dengan jumlah peserta sebanyak itu, ia optimis bahwa ia mampu bersainng untuk memperebutkan gelar juara.
Keyakinan itu bukan tanpa alasan, lantaran selain menjalani aktivitas perkuliahan di IAIN Ternate, saban hari ia memang gemar menonton podcast edukatif, serta video-video kreatif di platform YouTube sambil belajar membuat video edukatif yang diduplikat dari berbagai konten kreator.
“Untuk lomba pembuatan konten video literasi memang baru pertama kali saya ikut, dan alhamdulillah hasil karya saya terpilih sebagai yang terbaik dari seluruh peserta lomba,” ucap dia saat ditemuia di kampus IAIN Ternate, Kamis (18/12/2025).
“Kegiatannya sangat luar biasa dan keren. Lomba seperti ini perlu sering diadakan supaya generasi muda lebih melek literasi dan semangat memperbaiki masa depan,” tuturnya, seperti dikutip dari Radarmalut.com, Selasa (11/11/2025).
Gadis kelahiran Ternate, 16 Januari 2003 itu, menceritakan ketertarikan pada video edukatif yang dihasilkan para konten kreator, karena menurut dia, di era digital saat ini untuk mengedukasi publik cukup dengan menemukan ide baru kemudian ekspresikan melalui video, lalu diposting pada beragam platform digital untuk mencerahkan publik.
Untuk itu, menurut dia, sebagai generasi muda harus pandai-pandai memanfaatkan platform digital sebagai sarana mendulang ilmu pengetahuan, serta mengedukasi publik agar mendatangkan manfaat; baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat.
“Iya, seharusnya kita memanfaatkan beragam platform digital sebagai sarana untuk belajar, serta berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman agar mendidik generasi muda,” katanya.
Selain hobi menyimak video-video edukatif melalui kanal podcast pembelajaran yang inspiratif, alumni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Integral Hidayatullah Ternate itu mengungkapkan bahwa ia memang gemar membaca buku.
Justru itu, ia manfaatkan waktu untuk berkunjung ke perpustakaan; baik perpustakan kampus maupun di perpustakaan daerah kota Ternate untuk melahap buku-buku di perpustakaan.
“Karena ayah saya adalah seorang akademisi, sehingga menginspirasi saya dan kakak-kakak saya,” terang mahasiswi semester 3 prodi pendidikan bahasa Arab IAIN Ternate yang pada pertengahan 2025 lalu sebagai finalis lomba baca berita bahasa Arab tingkat Internasional yang digelar Universitas Negeri Jakarta.
Anak ke-4 dari pasangan Sabaruddin, 57, dan Nihaya, 55, itu mengungkapkan bahwa selain hobi membaca buku dan menonton video edukatif via platform YouTube, sejak berada berada di bangku SMA, ia juga gemar tampil pada sejumlah event perlombaan.
Sejak berada di kelas XI SMA IT (Insantama) kota Bogor Jawa Barat, selama dua kali ia terlibat pada event perlombaan, yakni lomba debat bahasa Indonesia, serta lomba Essay tingkat nasional.
“Kalau lomba Essai digelar pada tahun 2020, saat itu saya meraih juara I dan mengharumkan nama sekolah kami, SMA IT kota Bogor,” ucapnya.
Alumni SMP BP (Berbasis Pesantren) Alkhairaat Kalumpang kota Ternate itu, bilang setelah menimbah ilmu di kota Bogor, Jawa Barat, ia memang berkeinginan untuk melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Hanya saja, saat lulus di SMA IT kota Bogor pada 2020 lalu, keinginan tersebut urung, lantaran sang ibunya jatuh sakit, sehingga ia menghempaskan keinginan tersebut dan memilih untuk kembali dan melanjutkan studi di tanah kelahirannya. Kota Ternate.
“Saat itu, ibu sakit jadi saya putuskan untuk kuliah di Ternate sambil merawat ibu,” katanya.
Setelah kembali pulang di kota Ternate, gadis yang bercita-cita ingin menjadi akademisi itu, tak lantas mendaftarkan diri di perguruan tinggi, pasalnya ia lebih memilih mengabdikan diri di SD Insantama kota Ternate sepanjang 2020-2022.
Setelah mengajar sebagai guru kelas di SD IT kota Ternate, ia kemudian bekerja sebagai wali asrama (Musrifah) pada salah satu pesantren di kota Bogor dari tahun 2022-2023.
“Pilihan saya memang agak berbeda dengan kakak saya, yang konsentrasi menyelesaikan studi S-1 dan melanjutkan ke program magister hingga lulus tes CPNS dan menjadi dosen di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung, sementara memilih kerja terlebih dahulu,” ujarnya seraya menyungging senyum.
Walaupun begitu, setelah bekerja sebagai Musrifah di pondok pensantren, dirinya kemudian meminta izin untuk kembali pulang ke Ternate dengan tujuan merawat ibu sang sedang sakit kemudian melanjutkan studi di IAIN Ternate.
“Saya kembali ke Ternate bertepatan momen penerimaan mahasiswa baru, hanya saja saya tidak bisa mendaftar kuliah melalui jalur SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN, sehingga harus mendaftar pada jalur Mandiri,” jelasnya.
“Saat mendaftar, pilihan pertama saya pada prodi pendidikan bahasa Arab (PBA), kemudian pilihan kedua prodi komunikasi penyiaran Islam (KPI) fakultas ushuluddin adab dan dakwah (FUAD), dan saya dinyatakan lulus di prodi PBA,”sambungnya.
Walaupun memiliki beragam prestasi saat berada di bangku SMA, namun dirinya tidak bisa mendaftar untuk mengikuti seleksi beasiswa KIP-K, lantaran kedua orangtuanya berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN).
“Ayah saya sebagai dosen di Universitas Khairun Ternate, sementara ibu saya bekerja sebagai ASN di kantor Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Maluku Utara di kelurahan Rum kota Tidore Kepulauan,” terang gadis yang mengaku menjadikan Koorprodi PBA IAIN Ternate Andi Nurwaddah sebagai role model.
Setelah resmi menjadi mahasiswa IAIN Ternate pada 2024 lalu, gadis yang karib disapa Nurul itu menceritakan, ia menjalani aktivitas perkuliahan sambil mendulang pengalaman sebagai seorang tenaga pendidik pada SD Insantama kota Ternate.
Sehingga ia memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk mengikuti perkuliahan sambil menjalani aktivitas sebagai guru kelas di SD Insantama kota Ternate, lantaran dalam sepekan ia harus mengajar pada 4 kelas.
“Kalau senin saya mengajar dua kelas, sementara hari rabu, dan kamis hanya satu kelas,” ungkap aktivis Back To Muslim Identity (BMIC) kota Ternate.
Dia bilang, menjalani profesi sebagai tenaga pendidik merupakan impiannya, untuk itu bukan soal pendapatan (gaji) yang menjadi target, melainkan tentang pengalaman yang ia kejar.
“Kalau misalnya jadwal mengajar bertepatan dengan kegiatan di kampus, maka saya meminta izin, sehingga teman-teman guru yang menggantikan saya,” katanya.
“Saya meyakini bahwa pilihan saya ada hikmah, seperti kata-kata motivasi Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil,” ucap bendahara HMPS PBA IAIN Ternate.
Ia mengungkapkan bahwa jika nanti setelah meraih gelar sarjana di IAIN Ternate, impian terbesarnya adalah melanjutkan studi ke program pascasarjana dengan konsentrasi pendidikan bahasa Arab, agar kelak bisa kembali mengabdi untuk almamater tercinta IAIN Ternate.
“Impian terbesar saya adalah menjadi dosen di IAIN Ternate,” pungkasnya.