• Institut Agama Islam Negeri Ternate Indonesia

Cerita Ummu Khairah Alam: Pilih Kuliah di IAIN Ternate dan Catatkan Prestasi Perdana untuk Prodi Perbankan Syariah

Cerita Ummu Khairah Alam: Pilih Kuliah di IAIN Ternate dan Catatkan Prestasi Perdana untuk Prodi Perbankan Syariah

Keterangan Foto: Ummu Khairah Alam berpose dengan trofi juara lomba kaligrafi kontemporer pada MTQ XXX tingkat Provinsi  Maluku Utara tahun 2024.

 
Nama Ummu Khairah Alam, 25, mungkin belum setenar seniornya di program studi perbankan syariah (PBS), atau teman-teman seangkatannya pada prodi manajemen keuangan syariah (MKS), Akuntansi Syariah (AKS) dan ekonomi syariah (EKS) di fakultas ekonomi dan bisnis Islam (FEBI) yang kerap menggondol trofi juara pada berbagai ajang perlombaan. 

Karena mahasiswa pindahan dari salah kampus di Ternate Selatan itu baru dua kali menyumbang piagam penghargaan untuk prodinya. Perbankan Syariah. Walaupun sebelumnya namanya di FEBI IAIN Ternate belum menyembul dan menjadi bahan diskusi di WhatsApp Grup (WAG) fakultas atau di media sosial kampus. 

Namun’ belakangan ini gadis kelahiran Ternate 25 September 2000 itu mendadak jadi sorotan setelah koordinator program studi PBS, Dr Zainal Abidin Marasabessy, M.Sc mulai mengindentifikasi mahasiswa-mahasiswa berprestasi di prodi PBS. 

Setelah memeriksa data mahasiswa, nama Ummu Khairah Alam akhirnya ditandai sebagai salah satu mahasiswa yang berkontribusi untuk prodi PBS melalui prestasi non-akademik, dan bakal di-support untuk mengikuti ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ); baik di tingkat kabupaten dan kota maupun provinsi. 

Ummu Khairah ketika ditemui di kampus IAIN Ternate, Selasa (11/11/2025) menceritakan bahwa pada Maret 2024 lalu ia bersama sejumlah mahasiswa dari IAIN Ternate meraih juara pada ajang MTQ XXX Tingkat Kabupaten Halmahera Selatan. 

Hanya saja, nama teman-temannya yang terekspose di media sebagai mahasiswa dari IAIN Ternate yang meraih juara, sedangkan namanya luput dari liputan media kampus IAIN Ternate. 

“Pada bulan maret 2024 saya mengikuti MTQ tingkat kabupaten Halmahera Selatan dan berhasil meraih juara I pada lomba kaligrafi kontemporer kategori putri,” terangnya. 

Selain menggondol trofi juara lomba kaligrafi kontemporer tingkat kabupaten Halmahera Selatan, alumni SMA IT Nurul Hasan kota Ternate itu, mengungkapkan bahwa ia juga meraih juara pada MTQ XXX tingkat provinsi Maluku Utara pada juni lalu. 

Hanya saja, event MTQ yang berlangsung pada 23-28 Juni 2024 tersebut, bungsu dari pasangan Alam Abdullah dan Iyam Udin ini, hanya mampu meraih juara III pada lomba kaligrafi kontemporer kategori putri. 

“Bangga, karena walaupun pertama kali tampil di MTQ tingkat provinsi, tapi saya berhasil meraih juara,” akunya. 

Dengan meraih juara pada MTQ tingkat kabupaten dan provinsi, dirinya makin termotivasi untuk menatap ajang MTQ selanjutnya, dengan berharap terus mengasah kemampuan menggambar dan mewarnai. 

“Saat melihat kakak saya meraih juara, saya kemudian tertarik untuk ikut lomba, dan alhamdulilah akhirnya saya juga mendapat juara,” ucapnya. 

Alumni SD Inpres 1 Kalumata (SDN 31 kota Ternate) itu, mengisahkan sejak kecil gemar menggambar dan mewarnai, dari kegemaran inilah ia berhasil meraih juara saat berada di bangku SD hingga SMA; baik pada lomba mewarnai maupun gambar poster. 

Walaupun kerap meraih juara pada lomba mewarnai dan gambar poster, namun menurut dia agak rumit jika belajar kaligrafi kontemporer, lantaran di bidang yang satu ini bukan hanya soal menggambar dan mewarnai, melainkan membutuhkan kejelian dalam mengatur gradasi warna agar menghasilkan gambar dengan efek yang dramatis. 

“Tentu untuk bidang kaligrafi kontemporer memang agak rumit, karena selain dinilai sulit karena tahap awal mencari ide, kemudian membutuhkan sentuhan warna agar gambar terlihat sedetail mungkin,” jelasnya. 

“Begitupun juga gambar yang dihasilkan harus mengacu pada konteks ayat Alquran yang kita pilih, jika dianggap kontras dengan ayat, praktis nilai dari hasil karya menurun, dan jika semakin banyak ornamen, maka nilai makin tinggi,”sambungnya. 

Gadis yang kini tercatat sebagai mahasiswa semester lima pada prodi PBS FEBI IAIN Ternate itu mengungkapkan darah seninya mengalir dari sang ayah, Alam Abdullah, yang juga seorang seniman kaligrafi. 

“Saya bersama dua kakak saya mengikuti jejak ayah sebagai seorang seniman kaligrafi, hanya genrenya berbeda, kalau dua kakak saya lebih ke kaligrafi mushaf, sementara saya tertarik dan tekuni kaligrafi kontemporer,” ungkapnya. 

Alumni SMP IT Nurul Hasan Kota Ternate itu menuturkan, untuk menghasilkan gambar kaligrafi dengan karya seni yang indah dan menarik, dibutuhkan latihan secara serius dan konsisten. 

Dia bilang jika menjelang perlombaan, saat kembali pulang dari kampus, ia konsentrasi latihan untuk menghasilkan karya yang indah dan menarik. Selain itu, jika tidak ada perlombaan ia memanfaatkan waktu untuk melatih anak-anak di lingkungannya. 

“Di lingkungan kami di RT.04/RW.02 kelurahan Ngade, Ternate Selatan, saya sering melatih anak-anak menulis kaligrafi,” tuturnya. 

“Selain itu, saya juga kerap membantu ibu saya mengajar anak-anak mengaji di musala dan di rumah,” imbuhnya. 

Untuk aktivitas di kampus, selain mengikuti perkuliahan, gadis yang pernah menjabat sekretaris dewan Ambalan Pramuka Gugus Depan Salahuddin Al-Ayyubi itu, juga aktif di Sanggar Marimoi IAIN Ternate. 

Walaupun di SMA aktif di Pramuka, namun sejak resmi pindah kuliah di IAIN Ternate, ia lebih tertarik bergabung bersama Sanggar Marimoi, pilihan ini berangkat dari hobi melukis, juga menyanyi dan menari. Sehingga, ia merasa bahwa di Sanggar Marimoi lah, bakatnya bisa tersalurkan dengan baik. 

“Saya memang suka menyanyi dan menari, jadi pilih bergabung dengan Sanggar Marimoi,” ucapnya. 

Saat ditanya mengapa tertarik kuliah di IAIN Ternate dan memilih prodi PBS di FEBI, mahasiswi yang menjadikan dosen prodi MKS Cici Aryansi Quilim sebagai role model itu mengungkapkan, bahwa semenjak berada di bangku SMA lebih tertarik untuk mengambil program studi teknik agar kelak geluti bidang arsitektur. 

Untuk itu, dirinya sempat melanjutkan studi di salah satu kampus di Ternate Selatan, namun impian tersebut dibelokkan sang ayah dan kakak tertuanya, sehingga ia diminta untuk bergabung dengan Kampus Hijau IAIN Ternate. 

“Papa dan Kakak saya adalah alumni dari IAIN Ternate, dan mereka meminta saya kuliah di IAIN Ternate dan mengambil prodi PBS, karena menurut mereka alumni dari PBS cepat mendapat pekerjaan,” pungkasnya.(*)