Ini Respon Rektor IAIN Ternate Soal Lima Usulan Inisiatif dari Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin Amin pada Forum BRICS di Brasil
TERNATE – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Kamaruddin Amin menjadi perwakilan Indonesia pada pertemuan pemimpin Agama Komunitas Muslim Negara-negara BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (4/9/2025). Pada pertemuan tersebut Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS menegaskan komitmen dalam memperkuat peran diplomasi keagamaan untuk mengatasi tantangan global.
Pertemuan ini menghasilkan sebuah pernyataan bersama yang menjadi landasan kerja sama. Pernyataan bersama ini didasarkan pada prinsip-prinsip spiritual dan moral Islam yang menekankan rasa saling menghormati, persaudaraan, dan kerja sama dalam kebaikan.
Para pemimpin agama di forum BRICS juga menyadari soal tanggung jawab mereka untuk memperkuat landasan moral masyarakat demi kesejahteraan bangsa dan generasi mendatang. Mereka juga mengakui bahwa dimensi spiritual masyarakat merupakan faktor utama dalam membangun hubungan yang lebih dekat dan dalam organisasi BRICS.
Pada pertemuan tersebut, Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin Amin menyampaikan pengalaman Indonesia dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya yang kaya.
"Indonesia mampu dan cakap dalam menjaga keberagamannya. Masyarakatnya yang penuh warna dapat terikat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam keragaman agama dan keyakinan, pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang moderat dan toleran," ucap Prof Kamaruddin Amin seperti dilansir kemenag.go.id, sabtu 6 September 2025.
Dari pengalaman tersebut, Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin menyampaikan lima usulan inisiatif strategis sebagai kontribusi Indonesia dan menjadi pertimbangan dalam kerja sama negara-negara BRICS.
Berikut lima poin yang disampaikan Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin pada forum BRICS di Rio de Janeiro, Brasil:
Pertama, membangun Pusat Pengetahuan Islam BRICS. Sebuah platform daring untuk berbagi hasil penelitian tentang teologi dan isu-isu lain yang disepakati, yang berfungsi sebagai laboratorium virtual bagi para ulama, akademisi, atau kalangan intelektual.
Kedua, Program Pertukaran Ulama Muda. Yakni program beasiswa satu tahun yang memungkinkan sarjana atau ulama muda berotasi di negara-negara BRICS untuk mendalami konteks lokal dan membangun jaringan profesional secara global.
Ketiga, Kemitraan Zakat dan Wakaf BRICS. Yakni upaya mengintegrasikan sistem zakat, wakaf, dan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengoptimalkan potensi sumber daya filantropi.
Keempat, inisiatif Ekoteologi, Ketahanan Pangan, dan Halal. Riset kolaboratif mengenai restorasi lahan kritis, konservasi air, dan pertanian halal berkelanjutan.
Dan kelima, Festival Budaya Jalur Sutra Spiritual (Spiritual Silk Road), sebagaimana topik konferensi ini. Menampilkan seni Islam, kuliner halal, dan warisan budaya guna memperkuat diplomasi budaya.
Lima poin inisiatif tersebut, kata Prof Kamaruddin nantinya diharapkan memperkuat landasan moral dan menciptakan sinergi operasional yang terukur di seluruh negara yang tergabung dalam BRICS, serta memberi semangat persaudaraan, selain itu kata dia, poin-poin itu juga menegaskan bahwa Indonesia siap berkontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran global.
Respon usulan yang diasampaikan Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin pada forum BRICS, Rektor IAIN Ternate, Prof Radjiman Ismail menuturkan kehadiran Indonesia membawa pesan strategis tentang diplomasi keagamaan, sekaligus misi Islam moderat sebagai benteng utama dalam menjaga stabilitas sosial dan demokrasi Indonesia.
“Kehadiran Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin pada forum BRICS sekaligus menyampaikan lima usulan inisiatif strategis sebagai kontribusi Indonesia dalam kerja sama negara-negara BRICS dapat dinilai sebagai langkah kontributif Indonesia dalam menjawab tantangan global di masa mendarang,” katanya via pesan WhatsApp, Senin (8/9/2025).
“Jika melihat lima poin yang disampaikan tersebut, bukan hanya soal kontribusi untuk perdamaian dunia, melainkan memberi peluang kepada perguruan tinggi terkait penguatan ilmu pengetahuan,” sambungnya.
Radjiman menambahkan, lima poin yang disampaikan Sekjen Kemenag Prof Kamaruddin pada forum BRICS sejalan dengan program-program yang digulirkan oleh Kementerian Agama dan seluruh PTKIN, sehingga diharapkan membawa angin segar untuk perguruan tinggi.
“Pada prinsipnya, lima usulan inisiatif yang disampaikan Pak Sekjen Kemenag memberi kontribusi pada perdamaian dan kemakmuran global,” tandasnya.
Sekadar diketahui, pertemuan pemimpin Agama Komunitas Muslim Negara-negara BRICS di Rio de Janeiro, Brasil dihadiri para perwakilan dari 10 negara BRICS, yakni: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia. Untuk Indonesia, diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin. (*)